Friday, July 11, 2008

Penemuan Fenomenal Di Akhir Tahun 2006

Penemuan fenomenal yang penulis maksudkan berupa teknik baru pemecahan persamaan diferensial nonlinear. Masyarakat umum tentu awam terhadap istilah persamaan diferensial ini, tetapi penulis juga meyakini bahwa tidak semua mahasiswa dan dosen di perguruan tinggi yang mengenal betul bentuk persamaan diferensial nonlinear tersebut. Hal ini karena materi kuliah di perguruan tinggi umumnya di seputaran persamaan diferensial linear. Karena itu para pembaca pastilah mengira kalau penulispun kebingungan tentang bagaimana cara menyampaikan berita baik ini kepada khalayak, agar penemuan yang menurut keyakinan penulis Insya Allah bakal ”mengibarkan merah putih” di manca negara itu dapat membanggakan siapa saja yang membaca tulisan ini Ibu ibu di rumah tentu lumrah mempraktekkan resep adonan kue yang dibacanya dari sebuah majalah. Menurut resep itu untuk membuat sepotong kue diperlukan sekian gram tepung terigu, sekian gram gula, sekian miligram panili, dan sekian gram kuning telur (ibu-ibu sekalian, di buku pelajaran fisika jumlah gram ini dinamakan massa bukanlah berat seperti yang biasa kita sebut). Kalau jumlah gram tepung terigu, gula, panili dan kuning telur masing-masing dilambangkan dengan u,v,w,x , maka resep kue itu dapat dituliskan dalam sebuah persamaan sederhana y= u + v + w + x . Tetapi kalau ibu-ibu hendak membuka usaha katering kue, maka rumus atau formula resep itu disamping harus memasukkan upah produksi, juga perlu mengoptimalkan komposisi bahan-bahannya, guna meraup keuntungan yang maksimal. Resep kue tersebut sekarang berubah menjadi y = au + bv + cw + dx + e, yang oleh mahasiswa ekonomi dikenal dengan persamaan linear yang mengandung 4 perubah bebas u,v,w, dan x. Tentu formula resep kue yang terakhir ini sudah diluar jangkauan ibu-ibu, karenanya ibu-ibu perlu menyekolahkan salah seorang putra-putrinya ke fakultas ekonomi, untuk mengetahui bagaimana cara mendapatkan angka a,b,c,d, dan e optimal yang akan membuat usaha katering kue tersebut sukses menyedot banyak pelanggan. Lantas dalam bentuk apa persamaan yang notabene menjadi basis sains dan teknologi tinggi itu?

Menurut penulis berkembangnya ilmu pengetahuan modern merupakan perwujudan cara memandang alam sekitar yang ditindaklanjuti dengan upaya menjelaskan keteraturan dan ketidakteraturan peristiwa yang terjadi di dalamnya (ini oleh para fisikawan disebut hukum alam). Dulu ketika di sekolah dasar kita sama-sama pernah diajarkan cara menghitung panjang garis miring segitiga siku-siku dengan dalil phitagoras. Ternyata dalil Phitagoras itu tidak sekedar untuk menghitung panjang ”garing” segitiga siku-siku, melainkan merupakan pembangun tiga fungsi trigonometri fundamental yaitu fungsi sina, cosa, dan tana. Mungkin tidak banyak yang tahu bahwa sesungguhnya hampir semua persoalan kehidupan di dunia ini pada dasarnya dapat ditangani dengan ketiga fungsi penting tersebut, asalkan mereka tahu bagaimana cara menggunakannya. Mengingat demikian pentingnya maka penulis mensketsakan gambar segitiga ”keramat” tersebut di bawah ini lengkap dengan definisi ketiga fungsi fundamental sina, cosa, dan tana

Page diatas, sengaja di edit, bukan tulisan penulis secara penuh(copy paste edit)
Untuk lengkapnya, silangkan kunjungi website www.rohedi.com

http://rohedi.com/content/view/15/26/

Penulis dalam hal ini adalah Drs. Ali Yunus Rohedi, MT.

No comments:

Post a Comment